EMBUN
Aroma
rindu menyerap kedalam dada
Menyesakkan
virus-virus kebahagiaan
Menggetarkan
setiap sel yang bermatian
Hidup
dan menghidupkan
Ini
bukan rindu durjana pada nafsu dunia
Bukan
rindu para sufi yang mentalak sisi bahagia
Tapi
rindu mujahidin dalam rupa bidadari surga
Rindu
bersahaja yang terasa
Menusuk
dalam ke jurang hati bersemayam cinta
Walau
tajam kau merasa
Lama
kau merenung tanpa dunia
Dalamnya
tetap sang DIA yang berkuasa
Dia
yang kini menjelma
Menitipkan
dia dalam rupa yang sungguh indah
Rupa
yang tak pernah tersapa dengan noda
Biarkan
aku menemanimu di ujung sana
Meneguk
setiap luka bersama yang manis terasa
Biarkan
aku menemanimu
Menyentuh
setiap sisimu
Dengan
pedang yang kusebut itu “cinta”
Menyentuh
bagian terdalammu yang tak pernah berbicara
tapi akan terus mendesah
Biarkan
aku dan kau dalam penjara kasat mata
Yang
kita nikmati bersama
Tanpa
sipir bertopeng durjana
Tanpa
hukuman yang bernama logika
Penjara
yang kusebut itu cinta
Dinginnya
tak terasa
Tapi
hangat mengetarkan dada
Menemani
aku dan kau yang ku sebut “CINTA”
Terbang
bersama ke langit menuju awan yang ku sebut awan “CINTA”
Jatuh
bersama ke jurang yang ku sebut jurang “CINTA”
Tenggelam
bersama dalam lautan yang ku sebut lautan “CINTA”
Sakit
dan terluka bersama yang ku sebut luka “CINTA”
Berbuah
bersama yang ku sebut buah”CINTA”
Bersama
embun di ufuk senja
Yang
memutar balikkan hukum semesta
Mendekap
malam dengan dingin terasa
Namun....
Malam
tak berkutik dan jatuh rasa
Dan
memeluk embun dalam pelukan aksara
Pelukan
yang ku sebut itu “CINTA”
0 komentar: