KERINDUAN Tak bosan-bosan tangan ini menari-nari Menuliskan puisi sebagai pengobat kerinduan sanubari Ah.... perasaan itu mengham...
KERINDUAN
KERINDUAN
Tak bosan-bosan
tangan ini menari-nari
Menuliskan puisi
sebagai pengobat kerinduan sanubari
Ah.... perasaan
itu menghampiri
Tanpa aku izini
Kau?
Aku merindumu
dalam heningku
Seperti debu
yang diam-diam bersemayam di pelosok kelambu
Tanpa suara
namun bermakna dan berusaha bersama
Aku rindu kamu
kasihku
Rindu yang tak
terukur oleh dalamnya lautan
Rindu yang
hangat namun tak terukur dengan hangatnya letusan-letusan
Izinkan aku
merindukanmu
Menitip pelukan
jiwa dalam hayal
Sedikit kecupan
manja di bibir yang tebal
Aku bersemayam
dalam kerinduan
ANGANKU Dipojok kerinduan aku berangan... Menggenggam erat kekuatan-kekuatan cinta Mendesah dan bertahan dalam penantian Bukan ...
ANGANKU
ANGANKU
Dipojok kerinduan
aku berangan...
Menggenggam erat
kekuatan-kekuatan cinta
Mendesah dan
bertahan dalam penantian
Bukan tentang
aku, kau atau DIA
Namun tentang
keluarga
Anganku beradu
dengan nafsuku
Bertemu dititik
yang kusebut itu gairah
Namun sayang...
tak bermakna..
Anganku beradu
dengan nuraniku
Menampar alam
kegaiban mata hatiku
Menusuk tajam
dan mencabik-cabik keponganku
Menyadarkanku
Dan masih belum bercumbu
dititik yang kusebut kepastian
“KAK” Sayup-sayup memori itu masih terdengar berbisikan di alam sadarku Mencengkram erat dan tak mau beranjak jauh Walau kadang c...
"KAK"
“KAK”
Sayup-sayup
memori itu masih terdengar berbisikan di alam sadarku
Mencengkram erat
dan tak mau beranjak jauh
Walau kadang
coba ku usir bahkan kubunuh
Namun...
Sayup-sayup
menjadi gemuruh
Tak terbendung
dan aku mau
Menusuk lubuk
paling dalam palung hatiku
Tertancap kuat
walau ku tak tahu betapa dalam
Tahu kah kau “kak?”
Aku cinta
padamu...
Gemuruh-gemuruh
itu menjadi nafas gairahku
Cekungan-cekungan
dipelupuk mataku
Penghias perjuangan
mencintaimu
Dalam kerja yang
nyata bukan gaib terasa
Tahu kah kau “kak?”
Aku merinduimu
Wajah yang dulu
membayang seperti hantu
Kini kembali
lagi menyapaku dalam tarikan bidadari
Mengajakku ke
peraduan, merayu dan bercumbu demi kebahagiaan
Tahu kah kau “kak?”
Aku lamar kau
dengan mahar tak
terkira
cinta perjaka
untuk sang jelita
tahu kah kau “kak?”
aku melihat
surga
dalam alunan
aksara
ketika kita
bersama...
HARI BARU Hitler dahulu bicara pembebasan dari keterbelakangan Soekarno pun bercerita yang sama dan berakhir dalam luka Ditinggal...
HARI BARU
HARI BARU
Hitler dahulu
bicara pembebasan dari keterbelakangan
Soekarno pun
bercerita yang sama dan berakhir dalam luka
Ditinggalkan,
diasingkan, bahkan dijauhkan dari yang diperjuangkan!!!
Perjuangan tak
berjalan bak kuda berkaca mata
Lurus tanpa
melihat sesama, aroma dan cinta
Hatiku menolak
berjuang seperti mereka
Berjuang tanpa
makna
Sejarah melemparku
pada sang paduka
Bukan raja yang
jumawa apalagi maniak harta
Muhammad nama
agungnya
Berjuang dengan
jiwa yang bermakna
Dan kini? Miliaran
manusia terhinggap namanya
Dan sanggupkan
aku? Menciptakan hari baru ketika bersama
Berjuang demiMU
yang kini terbungkus rapi dalam bagian di dada
Kau kini sudah
berada menuju angkasa
Bersarjana dan
menikmati kebebasan yang menuntut keagungan
Dan aku? Masih disini
menitip sebuah kerinduan
Dan mungkin
sedikit kecupan
Yang disampaikan
semilir angin dan jatuhnya awan
Tepat dipelupuk
bibir peraduan
Selamat atas
kejayaan
Dan doakan aku
bertahan
Menang dalam
perjuangan!!!
SEMI Senja sudah menghilang, begitupun dengan dinginnya malam Dan kini? Semi itupun datang dengan kehangatan Memeluk erat raga ...
SEMI
SEMI
Senja sudah
menghilang, begitupun dengan dinginnya malam
Dan kini?
Semi itupun
datang dengan kehangatan
Memeluk erat
raga beserta jiwa
Mengusir dinginnya
malam dan misterinya senja..
Semi melangkah
kian berlari
Baru saja
hinggap sejenak memeluk hati
Tapi itulah yang
mereka katakan taichi
Ada yang datang
dan ada yang pergi...
Namun semi
tetaplah disini
Membelai seluruh
ragaku
Juga jiwaku
Tingkatkan gairahku
Celupkan aku
bersama hangatmu
Aku rela walau
musnah...
Langganan:
Postingan (Atom)
0 komentar: